Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Dikatakan sebagai unik karena manusia memiliki ragam karakter dengan segala pikiran yang dia kendalikan. Sedangkan disebut sebagai makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup secara mandiri, saling membutuhkan satu sama lain. Kehidupan sehari-hari sebagai contoh kerja sama yang kompleks, tiada hari tanpa bantuan orang lain.
Aristoteles mengkategorikan manusia sebagai “Zoon Politicon” yang berarti manusia adalah makhluk yang selalu berkumpul dan bergaul. Manusia adalah makhluk bermasyarakat. Mereka hidup bersama-sama, saling keindahan satu sama lain.
Diriwayatkan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 85, “Barang siapa yang memberi pertolongan baik akan dia dapatkan dari pahalanya. Dan barang siapa yang memberi pertolongan yang buruk, niscaya dia akan memperbaiki bagian dari dosanya. Allah maha mengetahui atas segala sesuatu.”
Akhir-akhir ini, kejenuhan mulai terjadi. Kadang-kadang kita berpikir untuk menyembuhkan dengan keliling ke sana kemari menganggap masalah sudah. Padahal, masalah tidak akan pernah selesai begitu saja. Kebahagiaan yang didapatkan adalah bersenang-senang, sementara. Tetapi, saya belajar bagaimana menyembuhkan terbaik adalah dengan keluar, berbaur dengan masyarakat. Sadar atau tidak, kita akan merasakan pentingnya rasa syukur yang harus dimiliki.
Hidup sebagai relawan adalah hal yang membahagiakan. Pembayaran pengorbanan tanpa adanya uang tetapi melalui kebahagiaan batin serta doa-doa yang dipanjatkan.
Firdaus, Koordinator Dompet Dhuafa Volunteer Sumatra Barat periode 2022/2023 mengatakan bahwa setiap manusia terlahir sebagai relawan. Kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana yang sama-sama kita ketahui, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Firdaus juga berprinsip bahwa prestasi terbesar bukan diperoleh dari kepuasanmu tetapi prestasi terbesar adalah mampu kamu dapat menebar manfaat bagi orang lain.
Seorang relawan adalah sebuah label dari organisasi, tetapi ketika kita melakukannya baik satu hari disebut, maka kita sudah dapat sebagai relawan. Menjadi relawa syaratnya hanya dua yaitu keikhlasan hati dan rasa peduli. Seleksi menjadi seorang relawan tidak banyak, hanya seleksi alam.
Firdaus juga menyatakan bahwa, Menjadi relawan merupakan cara gila untuk bahagia. Ketika kita membutuhkan banyak waktu, tenaga, menambah beban pikiran, namun di balik itu, output yang kita dapatkan adalah kebahagiaan. Rasa lelah kita akan terbayar dengan rasa bahagia dari mereka.
Hal menarik saat menjadi seorang relawan pernah dirasakan oleh Amiruddin Thoib, Dompet Dhuafa Volunteer Sumatra Barat. Dia mengalami kurang enak badan serta menurunkan suasana hati saat menjadi relawan tetapi saat di lokasi kejadian, yang bahkan pernah menghibur anak-anak, yang menghibur beliau. Dunia saling memang tapi begitulah makna kita membutuhkan. Menjadi kuat sebagai korban adalah hal luar biasa yang kita miliki. Sebagai seorang relawan, setiap saat rasa syukur yang kita miliki. Seperti firman Allah dalam surah Ibrahim Ayat 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, aku akan menambah nikmatnya, tetapi jika kamu mengingkari, maka pasti azab-Ku berat.”
Menjadi seorang relawan bencana siap menjadi korban selanjutnya. Berada di lingkungan yang kurang kondusif, tentu rasa itu hadir. Banyak fakta yang kita kunjungi, relawan menjadi korban dalam bencana. Tetapi, hal itu sama sekali tidak menyurutkan kita untuk tetap bermanfaat bagi banyak orang. Relawan merupakan tugas yang mulia. Dengan menjadi relawa, cara Allah untuk memberi banyak pelajaran.
Saya pernah menjadi relawan di Lintau Buo, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat. Di dusun tersebut hanya terdapat satu musholla dan satu toilet umum, sedangkan di Jorong II Mawar terdapat satu masjid, sekolah dasar yang memiliki perpustakaan tetapi sedikit buku, akses ke puskesmas membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam.
Saya merasa tertampar keadaan secara langsung. Akses jalanan yang sulit, bahkan untuk ke sekolah harus berjalan kaki naik turun bukit yang sangat melelahkan. Tapi, apapun tantangan yang mereka hadapi, semangat sama sekali tidak menyurutkan rasa mereka dalam menuntut ilmu.
Belajar tidak hanya di sekolah, namun juga di mana saja kamu dapat belajar. Menjadi seorang relawan adalah pelajaran seumur hidup yang tak pernah terlupakan.
-Wirda Nissa
Maa syaa Allah tabarokallah kak👍
BalasHapus