Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

The Best Ramadan Ever

Momen terspecial aku dalam bulan ramadhan adalah saat-saat mau lebaran, dimana keluarga besar akan datang ke rumah. Itu adalah momen-momen yang sangat kami tunggu-tunggu selama ini. Onangku dan keluarga datang jauh-jauh, ah aku jadi kangen sama keponakan keponakan ku yang lucu lucu dan pintar, Uniku yang masih tinggal di padang, tapi kalau kumpulnya pas sebelum lebaran, kesannya pasti lain karena apa? Karena, rumah jadi ramai oleh kedatangan kakak kakakku semuanya apalagi di traktir makan,eh. Biasanya tiga hari sebelum lebaran, semuanya sudah kumpul kumpul dan rumah kembali ramai oleh tawa dan tangis keponakan keponakannku, hahaha.Sahur bareng, lari pagi, salat tarawih bareng, buka bareng, dan semuanya pasti selalu bareng. Malam harinya, habis salat tarawih kami biasanya gak langsung tidur tetapi malah main, ngobrol-ngobrol, nonton, atau makan makan sama sama dulu, karena momen ini sangat jarang sekali kami lakukan. Arfan, si keponakanku yang baru berusia 1 tahun, yang sel

People who inspire me

Orang yang paling mengisnpirasi yang pernah kutemui adalah Keluargaku. Karena, keluarga adalah tempat pendidikan pertama kita, keluarga adalah tempat kita saling mendukung dan keluarga adalah tempat kita saling berkeluh kesah. Ibu, ayah, kakak, abang, dan adek saling mendukung satu sama lain. Ibuku yang selalu sabar dan selalu mendukungku, ayahku yang selalu mendukungku, abangku yang selalu siap sedia ketika aku minta tolong antarin ke gramedia, kerumah teman, tolong kirimin paket, beliin buku, dan kadang selalu menyemangatiku ketika aku ikut lomba menulis, Onangku orang yang selalu sabar mengajariku ketika aku SD. Aku ingat betul dengan dia yang selalu sabar mengajariku membaca, lalu diajaknya kita pergi main untuk refresing, orang yang selalu ada deh disaat aku lagi kesusahan, walaupun onangku ada beberapa masalah. Uniku yang selalu mendukungku, kakakku yang pertama kali mengenali aku buku cerita sehingga aku ingin menjadi penulis seperti penulis novel yang selalu aku baca, d

A Negatif thought you don’t want anymore

Berbicara tentang A Negatif thought you don’t want anymore tentu aku pernah mengalaminya. Ketika pikiran negative merangsang keotakku maka apa yang akan aku lakukan?tentu saja kadang aku merasa kecewa,sedih,marah,dan kesal. Waktu itu ketika aku menulis naskah novel anak-anak membuatk u putus asa dan terus berpikir negative, karena ceritaku yang selalu ditolak. Aku selalu berpikir “Apa mungkin penerbit cuma menerbitkan naskah yang penulisnya itu itu saja? Penulis yang sudah terkenal dan punya banyak fans, punya banyak karya,” itulah yang selalu kupikirkan. Setiap aku mau menulis, pasti aku merasa takut untuk karyaku ditolak karena, jujur sebagai penulis pemula pasti ingin dapat menerbitkan karyanya dan menjadikan semuanya menjadi kenangan yang indah sehingga memiliki motivasi tetap untuk menulis. Ketika baru buka micrsoft word, kata-kata itu lagi tergiang-giang ditelingaku membuatku ragu untuk menulis dan kata-kata itu berhasil mematahkan semangatku dalam menulis. Lambat

beautiful friendship with non muslim

beautiful friendship with non muslim Sahabat itu sejatinya selalu ada disaat senang maupun susah, selalu memahami apa yang kita lakukan, dan saling mendukung untuk segala hal yang positif. http://wirdanissa.blogspot.co.id/2018/05/beautiful-friendship-with-non-muslim.html Ah, bicara tentang sahabat, jadi ingat kalau aku ada sahabat namanya Silvya Febiola (Biasa dipanggil silsil) dan rayonnababan, kamu tahu kalau kami saling bersama disetiap acara yang ada di forum kami. Perbedaan tak menjadi penghalang bagi kami, buktinya ketika aku mau shalat kak silsil mau menungguku, tetapi ketika ada acara di hari minggu dan dia tidak bisa hadir karena harus beribadah, tak apa bagiku, karena ku mengerti kalau sesame sahabat harus saling mengerti, toleransi, dan tidak menganggu ibadah orang lain dengan tuhannya, bukankah Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika? Berbeda beda tetapi tetap bersatu. “Selamat menunaikan ibadah puasa dek…Mohon maaf lahir dan batin ya,” kata kak silsil melalui chat w

Sambil bernostalgia dengan 212 the movie

Sambil Bernostalgia, dengan aksi damai 212 pada tahun 2016. Dalam satu hari, disemua bioskop di Indonesia, semua tiket Sold Out semua, bahkan ada yang rela mengantre lama untuk mendapatkan tiket. Film spiritual ini film yang digarap oleh novel karya    Helvy Tiana Rosa dan Benny Arnas yang berjudul 212 Cinta menggerakkan Segala menceritakan tentang Aksi Damai 2 desember 2016, tidak hanya tentang kisah biasa tetapi menguraikan tentang hubungan antar manusia dan cinta manusia dengan tuhannya. Sukses membuat para penonton Tertawa Awalnya yang bikin kadang kita tertawa, merasa kesal, dan tertawa lagi membuat para penonton benar-benar baper. “Gue,Radikalis Romantis,” Ujar Adhin, sambil tersenyum sendiri. Film ini juga mengajarkan kita tentang kehidupan “Orang yang paling penting dalam hidup kita adalah orang-orang yang bisa bikin kita ketawa, Orang-orang yang peduli dan mau bantu disaat kita sedang butuh, orang seperti itu yang tidak boleh kita lepaskan,” kata Rahmat.

Grand Final Duta Nantigo 2018

Grand Final duta nantigo 2018 nantinya akan menjadi perpanjangan tangan dude untuk ikut berpartisipasi dalam mempromosikan wisata Sumatra barat khususnya kota padang. Selain pemilihan duta nantigo,juga Lauching produk terbaru dari Lapis Minang Nantigo yaitu Nantigo Kurma.  Sesuai namanya, produk ini dibuat dari kurma asli dan dipadukan dengan madu alami, dilengkapi dengan Nougat (potongan kacang dan caramel) yang gurih sebagai topping dan cocok untuk disantap saat berbuka puasa. Masyarakat Sumatra barat, khususnya kota padang sudah bisa menikmati Nantigo Kurma dengan harga special Rp.55.000,00 dan produk Dinanti (Nan Uniang,Nan Utiah,dan Nan Itam) yang sebelumnya dibandrol dengan harga Rp.65.000,00 menjadi Rp.45.000,00. Untuk Produk Regular (Nantigo Chocolate, Nantigo Cheese, Nantigo Red Velvet dan Nantigo Greentea) masih bisa dinikmati dengan harga normal . Para finalis Duta Nantigo tersebut adalah Celine Framesty, M.Sawal Nur, Egi Ismemet, dan Hidayatul Annis